Minggu, 22 Maret 2009

Puisi kanda untuk genduk



GEMERCIK YANG BISU



Di dalam biasmu yang redup
lalui serambi sunyi
susuri alur tanpa tepi
mencari tangga tersembunyi
meski direjam sembilu
diamku melebur keruhku
terbang dalam kebeningan yang terimpi
tanpa sayap susupi awan putih mengangkasa
menuju rimba kerisauan hijau
terbentang

Sinar mata pencari kedamaian
pantulkan
embun, mengurai kusut pagi, kelakar
sepi
ringankan gumpalan ilusi yang bisu
Sinar mata yang berpendar di matamu
meluluhkan diriku yang rentan,
alunan kaki
bertahap merebahkanku pada sehelai
kedamaian, merobek segala kerut
merut caci
maki semburan asap tebal kepalsuan


April 1998

Sabtu, 21 Maret 2009

Gula Gulanya



GULA GULANYA


menulisnya sisa sisanya
mereguknya secawan baginya
merendahkannya prosa kelana
berayunnya


menukar mimpinya ... disarungkannya
menyulamkan kerisauannya .... di biliknya
menari-menarinya tengkuknya
mereka-rekanya langit dari punggungnya


mempesona-nya ...


dan dibalik tembok rumahnya
sewaktu telapak tangannya
meraih bola lampu penerang
tidurnya :
enggan gantinya ,
atau wadahnya tersunyikan
hanya tinggal keranjang tempatnya
wajahnya tergeletak
menelungkupi lantainya
berimbunkan serat-serat kabelnya.
klik. klak. klik
dimana sentuh telapaknya
kornea apa bertambat di matanya
simetri apa imajinasi pikirnya
repot. repot.repotnya ?
sungguh-sungguh - asingnya !
dan. di saku
kantongnya onggokan
tabelnya menggelinding pada
tukar menukar galaksi mempribadinya
segepok malapetaka laba
mendansakan tongkatnya cha cha cha


merumbai rumbai jilatan suka cita
telan melintang duka lara
menebar kartu nama dilantai dansa
sambil meraba rabanya ;


ada kehijauan apa di sana


untuk aku bertandang kesananya
membawa jelaga dupa
perestu pinangannya
pada serdadu serdadu
penyuplai asap tungku !
Solo, 1999





Arti Berbagi....

Saat untuk berbagi adalah ...

Saat ada satu masa kepala terasa sesak penuh untuk menampung begitu banyak serpihan, berserak mirip puzzle, lalu ada perasaan datang dan mendorong dada dengan tiba - tiba, lalu sepi diselimuti pelangi kerinduan dan membentuk lingkaran

Saat lingkaran itu meminta ruang dan waktu
Tapi tubuh tak mampu memenuhinya

Saatnya membuat petak kecil untuk mengalir.... agar membawa semua beban menuju samudra luas dan melepasnya dengan jujur...menuju sebuah pencerahan